Senin, 06 Maret 2017

BIODATA DAN BIOGRAFI RHOMA IRAMA

RHOMA IRAMA   



Nama asli
Raden Oma Irama
Nama entertain
RHOMA IRAMA
Lahir di
Tasikmalaya, Indonesia
Tanggal lahir
11 Desember 1946
Zodiac
Sagittarius
Terkenal sejak
merilis lagu ‘Begadang’ tahun 1973
Profesi
Penyanyi
Actor
Genre Musik
Dangdut
Instrument
Vocal
Gitar
Label rekaman
Sonata Record
Falcom Music
Blackboard
MSC Record
Agama
Islam
Anak ke
2 dari 14 bersaudara
Kewarganegaraan
Indonesia
Kota sekarang
Jakarta, Indonesia
Nama ayah
Raden Irama Burdah Anggawirya
Nama ibu
R.H. Tuti Juariah
Riwayat pendidikan
SDN Kibono Manggarai, Jakarta
SMP Pondok 1, Jakarta
SMA Saint Joseph, Solo
Universitas 17 Agustus, Jakarta
Hubungan
Benny Muharram (kakak)
Deddy Irama (adik)
Herry Irama (Adik)
Pasangan
Veronica (menikah 1972 – cerai 1985)
Ricca Rahim (menikah 1984-sekarang)
Marwah Ali
Angel Lelga (menikah 06 Maret 2003 – cerai 06 Maret 2003)
Gita Andini Saputri
Anak
Ridho Rhoma (penyanyi, lahir 14 Januari 1989)
Nazila
Debbie Veramasari/Debby Irama
Fikri Zulfikar/Vicky Irama
Romy Syahrial/Romy Irama
Adam Givari (dalang, lahir 13 September 1999)
Situs resmi
Angota
Soneta

Selamat malam buat kalian pembaca post ku..  pos ke – 146 dan ke – 1 di hari Senin, 06 Maret 2017. Tetap dengan semangat yang sama, semoga post ini bermanfaat untuk kalian. Entah sekedar kepo atau benar - benar membutuhkan informasi dari Profil dan Biodata RHOMA IRAMA. Mohon diralat apabila terdapat kesalahan dalam informasi yang ada dalam konten ini.

Ok next…

            RHOMA IRAMA adalah penyanyi dangdut legendaris tanah air sekaligus penyandang Raja Dangdut yang sudah tak diragukan lagi ketenaran akan karya-karyanya.

RHOMA IRAMA merupakan keturunan ningrat dengan 14 bersaudara, delapan laki-laki dan enam perempuan yang terdiri dari delapan saudara kandung, empat saudara seibu dan dua saudara bawaan ayah tirinya. Ayah RHOMA IRAMA merupakan seorang komandan gerilyawan Garuda Putih, memberi nama Irama karena kekagumannya pada grup sandiwara Irama Baru yang berasal dari Jakarta yang pernah diundang Raden Burdah Anggawirya untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. Sebelum pindah ke Tasikmalaya, sebelumnya keluarga tersebut tinggal di Jakarta dan dikota tersebut kakak RHOMA IRAMA, Haji Benny Muharam dilahirkan. Setelah beberapa tahun tinggal di Tasikmalaya, RHOMA IRAMA dan kakak Haji Benny Muharam beserta adik-adiknya Handi dan Ance hijrah ke Jakarta dan tinggal di Jalan Cicarawa Bukit Duri lalu pindah ke Bukit Duri Tanjakan. Disinilah mereka menghabiskan masa merajanya hingga tahun 1971 setelah akhirnya pindah ke Tebet.

Bakat seni yang dimiliki RHOMA IRAMA sudah Nampak sejak kecil, ketika RHOMA IRAMA kecil menangis akan terdiam saat sang ibu Tuti Juariah menyanyiakan lagu-lagu. Saat menginjak kelas 2 SD RHOMA IRAMA kecil sudah bias membawakan lagu-lagu barat dan india dengan fasih. Lagu yang sering dinyanyikan RHOMA IRAMA kecil adalah No Other Love yang merupakan lagu favorit sang ibunda, dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dipopulerkan oleh Lata Maagiskar. Tak terbatas disitu, RHOMA IRAMA kecil juga menyukai lagi-lagu timur tengah.

Rupanyan bakat yang dimiliki RHOMA IRAMA merupakan turunan sang ayah yang fasih memainkan seruling dan merdu saat menembangkan lagu-lagu Cianjuran yang merupakan kesenian khas Sunda. RHOMA IRAMA banyak belajar lagu-lagu Jepang melalui pamannya Arifin Ganda. Hingga pada akhir tahun 1960 beralih menekuni music Melayu.

Usia RHOMA IRAMA yang tak terpaut jauh dengan kakaknya Haji Benny membuat keduanya selalu kompak saat pergi bersama. Namun bedanya sang sering malas ketika belajar mengaji disurau, sedangkan RHOMA IRAMA sangat rajin menghadiri acara pengajian. Setiap kali sang ibu bertanaya apakah sang kakak ikut mengaji maka RHOMA IRAMA akan selalu menjawab iya. Tak hanya kompak dalam hal itu, RHOMA IRAMA dan Haji Benny berboncengan sepeda saat akan berangkat dan pulang sekolah di SD Kibono.

Saat di SD RHOMA IRAMA paling bersemangat ketika disuruh menyanyi didepan. Uniknya RHOMA IRAMA bernyanyi dengan lantang hingga terdengar sampai kalas-kelas lainnya, berbeda dengan anak seusinya kala itu yang suka malu-malu saat diminta tampil di depan. Animo teman-teman RHOMA IRAMA kala itu sangat besar karena lagu yang dibawakan bukan lagu anak-anak pada umumnya, melainnya menyanyikan lagu-lagu India.

Bakat RHOMA IRAMA sebagai penyanyi mendapat sorotan Bing Slamet yang merupakan penyanyi senior kala melihat RHOMA IRAMA menyanyikan lagu barat dalam acara pesta di sekolahnya. Saat RHOMA IRAMA masih duduk dibangku kelas 4, Bing Slamet membawa RHOMA IRAMA tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA yang merupakan singkatan dari Serikat Buruh Kereta Api yang terletak di Manggarai. Hal tersebut merupakan pengalaman membanggakan bagi RHOMA IRAMA, sehingga dari situ ia berpikir untuk menjadi penyanyi, dan mulai tak terpisahkan dengan music. RHOMA IRAMA belajar music secara mandiri hingga mahir bermain gitar. Karena kecintaannya dengan gitar membuat sang ibu sering murka karena setiap pulang sekolah yang pertama RHOMA IRAMA cari adalah gitar, begitu juga setiap keluar rumah hampir selalu membawa gitar.

Perkembangan RHOMA IRAMA untuk mendalami music menjadikannya sedikit bimbang, meski sang ayah dan ibu merupakan keturunan ningrat sekaligus penikmat music mereka tetap menganggap music bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan terlebih dijadikan sebuah profesi. Sang ibu juga beranggapan bahwa music dapat menghambat sekolah RHOMA IRAMA dan saudar-saudaranya. Kenyataan yang ada membuat RHOMA IRAMA mengembangkan bakat bermusiknya diluar rumah karena kurangnya dukungan dari dalam keluarga.

Tahun 1958 tepatnya saat RHOMA IRAMA duduk dibangku kelas 5 SD, sang ayah meninggal dunia dan meninggalkan delapan anak, yaitu Benny, RHOMA IRAMA, Handi, Ance, Dedi, Eni, Herry, dan Yayang. Ketika Benny sang kakak duduk dikelas 1 SMP, sang ibu menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya, yang masih mempunyai hubungan keluarga dan juga turunan ningrat. Ayah RHOMA IRAMA membawa 2 orang anak sekaligus istri terdahulunya dan setelah menikah dengan ibu RHOMA IRAMA, sang ibu melahirkan 2 anak lagi.

Sewaktu sang ayah masih hidup, suasana dalam rumah terasa feudal. Sehari-hari ayah dan ibu RHOMA IRAMA berbicara dalam bahasa Belanda. Segalanya harus teratur dan menggunakan tata karma. Para pembantu ahrus memanggil anak-anak dengan sebutan Den (kata lain dari Raden). Anak-anak harus tidur siang dan makan bersama-sama. Sang ayah juga tak segan menghukum mereka dengan kekerasan fisik jika dianggap melakukan kesalahan, semisal bermain hujan atau membolos sekolah. Keadaan keluarga RHOMA IRAMA di Tebet kala itu terbilang cukup kaya bila dibandingkan dengan masyarakat sekitar. Rumah RHOMA IRAMA mentereng dan memiliki beberapa mobil seperti Impala yang merupakan mobil mewah kala itu. RHOMA IRAMA juga selalu berpakaian bagus dan mahal. Namun suasana feudal ini tak lagi terasa setelah ayah tiri RHOMA IRAMA hadir ditengah-tengah keluarga mereka. Bahkan dari ayah tirinya inilah disamping sang paman RHOMA IRAMA mendapat angina segar untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tiri RHOMA IRAMA membelikan alat-alat music akustik diantaranya gitar, bongo dan lain sebagainya.

Tak hanya dunia music yang menghiasi masa kecil RHOMA IRAMA, adu jotos pun sangat digemarinya. Lingkungan pergaulan kala itu tergolong keras. Anak-anak masa itu cendrung mengelompok membentuk sebuah geng dan geng satu dengan geng lainnya saling bermusuhan dan saling bersaing.  Di Bukitduri tempat tinggal RHOMA IRAMA hampir setiap kampong terdapat geng yang terdiri dari anak muda. Du Bukitduri ada BBC (Bukitduri Boys Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys dan sebagainya. Dari Bukitduri Puteran hingga Manggarai banyak anak muda yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan hampir selalu terjadi setiap kali mereka bertemu. RHOMA IRAMA hampir selalu dijadikan pemimpin oleh teman-temannya. Tentunya bila geng RHOMA IRAMA bentrok dengan geng lain RHOMA IRAMA yang diharapkan tampil paling depan untuk berkelahi. Meski pernah menang, tak jarang RHOMA IRAMA juga babak belur, bahkan pernah luka cukup parah lantaron dikeroyok 15 anak di daerah Megaria.

Saat memasuki sekolah RHOMA IRAMA tempat – tempat berlatih silat mulai popular. RHOMA IRAMA ilmu bela diri ini tidaklah asing karena sejak kecil RHOMA IRAMA telah mendapat latihan dari sang ayah dan beberapa guru silat lainnya. RHOMA IRAMA tercatat juga pernah mempelajari silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) pada Pak Rohimin di Kebun Jeruk Jakarta Barat. RHOMA IRAMA juga pernah belajar silat Sigundel di jalan Talang. Bila terjadi perkelahian antar geng para anggota geng saling menjajal kemampuan silat yang telah dipelajari. Karena kenakalannya, beberapa kali RHOMA IRAMA tidak naik kelas, karena malu maka RHOMA IRAMA sering pindah sekolah. Kelas 3 SMP dijalani  RHOMA IRAMA di Medan. Kal itu RHOMA IRAMA dititipkan dirumah pamannya. Selang beberapa saat RHOMA IRAMA pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta. Kenakalan RHOMA IRAMA berlanjut hingga SMA. RHOMA IRAMA bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta. RHOMA IRAMA pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain music dengan teman-temannyayang telah menunggu diluar terlebih dahulu. Kegemaran pada music dan adu jotos diluar dan dalam sekolah membuatnya juga sering berpindah-pindah sekolah SMA. Selain di SMA VIII Jakarta, RHOMA IRAMA juga tercatat menjadi siswa di SMA PSKD Jakarta, St. Joseph di Solo, dan akhirnya menetap di SMA 17 Agustus Tebet Jakarta yang tak jauh dari rumah.

Di Masa SMA RHOMA IRAMA sempat melewati masa cukup pahit. RHOMA IRAMA terpaksa menjadi pengamen di jalanan Kota Solo. Di Solo RHOMA IRAMA ditampung di rumah seorang pengamen bernama Mas Gito. Sebenarnya sebelum akhinya di Solo, RHOMA IRAMA berniat belajar agama di Pesantren Tebuireng Jombang. Namun karena tak membeli karcis, RHOMA IRAMA, Benny kakaknya dan 3 orang teman RHOMA IRAMA, Daeng, Umar dan Haris harus main petak umpet dengan kondektur selama dalam perjalanan. Karena gelisah takut ketahuan kemudian ditunkan ditempat sepi mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu Jogja. Dari Jogja mereka  naik kereta menuju Solo. Di Solo RHOMA IRAMA melanjutkan sekolah di SMA St. Joseph dengan biaya sekolah yang diperoleh dari hasil mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta, sayangnya di Solo sekolah RHOMA IRAMA tak lulus, RHOMA IRAMA harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus di tahun 1964. Lalu RHOMA IRAMA melanjutkan pendidikan di Fakultas Sosial Politik Universitas 17 Agustus, namun selang           1 tahun RHOMA IRAMA memutuskan untuk berhenti kuliah karena ketertarikannya tehadap dunia music terlampau besar.

Tahun 1970-an nama RHOMA IRAMA RHOMA IRAMA sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan grup band. Mulai dari band Gayhand tahun 1963 dan tak lama RHOMA IRAMA pindah masuk Orkes Chandra Leka sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang berdiri sejak 13 Oktober 1973. Bersama grup Soneta yang dipimpin RHOMA IRAMA tercatat telah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya. Berdasarkan data penjualan kaset serta jumlah penonton film-film yang dibintangi, penggemar RHOMA IRAMA tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. RHOMA IRAMA sendiri bilang ‘Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh’. 

RHOMA IRAMA juga sukses dalam dunia perfilman setidknya secara komersial. Data PT. Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma Irama selalu laku. Bahkan sebelum film selesai di proses oramg telah membelinya.

Tahun 1972 RHOMA IRAMA menikah dengan ‘Veronika’ yang merupakan seorang wanita nasrani dan menjadi islam setelah dinikahi RHOMA IRAMA. Pernikahannya dengan Veronika memberinya 3 anak yaitu Debby Verama Sari, Fikri Rhima Irama, dan Romy. Sayangnya di bulan Mei tahun 1985 RHOMA IRAMA bercerai dengan ‘Veronica’ setelah setahun sebelumnya menikah dengan ‘Ricca Hachim’ yang merupakan partner RHOMA IRAMA dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. ‘Ricca Hachim’ juga merupakan nasrani dan menjadi mualaf setelah dinikahi RHOMA IRAMA. Hingga saat ini ‘Ricca Hachim’ tetap mendapingi RHOMA IRAMA sebagai istri. RHOMA IRAMA mempunyai anak kandung dari wanita bernama ‘Marwah Ali’ yaitu ‘Ridho’ atau yang lebih dikenal dengan nama ‘Ridho Rhoma’. Tahun 2005 tepatnya ditanggal 2 Agustus RHOMA IRAMA mengumumkan telah menikahi aktris sinetron ‘Angel Lelga’ secara siri pada 6 Maret 2003, namun dihari itu juga ia menceraikannya.

Veronica sempat menikah kembali dengan seorang pejabat tahun 1991. Veronica sendiri meninggal pada tahun 2005 dengan penyakit komplikasi, anak-anaknya mengakui pada media massa selama Veronika sakit RHOMA IRAMA yang menanggung semua biaya pengobatan sampai ke Singapura mengingat Veronika bukan lagi aktris yang produktif dan telah menjadi janda karena suaminya telah meninggal. 

Kesuksesan RHOMA IRAMA dalam dunia film dan music membuat RHOMA IRAMA semapat mendirikan perusahan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film diantaranya, Perjuangan dan Doa ditahun 1980 dan Cinta Kembar tahun 1984.

RHOMA IRAMA terhidung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Tak hanya tampil dalam negeri namun RHOMA IRAMA juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika RHOMA IRAMA tampil di Indonesia. Sering dalam konser RHOMA IRAMA penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut music RHOMA IRAMA adalah music dangdut, sementara RHOMA IRAMA sendiri lebih suka menyebut irama Melayu.

Saat ini RHOMA IRAMA yang akrab dipanggil Pak Haji banyak mengisi waktunya dengan dengan berdakwah, baik lewat music maupun melalui ceramah-ceramah di televise hingga kepenjuru Nusantara. Dengan semangat dan gaya khas yang dimiliki RHOMA IRAMA menjadikan Soneta sebagai Sound of Moslem yang terus giat meluaskan syiar agama.

RHOMA IRAMA juga berkecimpung di dunia politik. Dimulai pada Orde Baru dengan menjadi mascot penting PPP setelah dimusihi oleh pemerintah Orde Baru karena menolak bergabung dengan Golkar. RHOMA IRAMA memutuskan vakum dalam dunia politik beberapa waktu sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan aktris pada tabun 1993. Ditahun 2004 RHOMA IRAMA muncul dalam panggung kampanye PKS.

Tahun 2003 RHOMA IRAMA menjadi sorotan karena mengkritik ‘Inul Daratista’ yang merupakan penyanyi dangdut pendatang baru yang sedang naik daun karena mengandalkan tarian yang dianggap mesum. RHOMA IRAMA dengan mengatas namakan organisasi PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia) menentang peredaran Album ‘Inul Daratista’ yang dirilis Blackboard di akhir Mei 2003. Pada saat itu RHOMA IRAMA dikecam sebagai seorang yang munafik oleh para simpatisan ‘Inul Daratista’. Di tahun yang sama RHOMA IRAMA juga menyajikan kontroversi penggerebekannya dengan aktris ‘Angel Lelga’, RHOMA IRAMA dan ‘Angel Lelga’ tertangkap basah tengah berduaan di apartemen milik ‘Angel Lelga’ sekitar jam 11 sampai jam 4 dini hari. Penggerbekan ini banyak ditayangkan berbagai invotainment sekaligus menjadi awal turunnya pamor sang raja dangdut. Kejadian penggerebekan tersebut disanggah RHOMA IRAMA dengan dalih bahwa hanya memberi nasihat dan petuah agar ‘Angel Lelga’ menghindari jurang kenistaan. Selang beberapa waktu RHOMA IRAMA mengakui bahwa sebenarnya telah menikah dengan ‘Angel Lelga’. Pada saat RHOMA IRAMA digerebek oleh wartawan bersama ‘Angel Lelga’ diapatement sebenarnya keduanya telah menikah secara siri. Otak dibalik penggerebekan tersebut adalah ‘Yati Octavia’ dan suaminya ‘Pangky Suwito’ yang juga tinggal di Apartemen Semanggi dan turut hadir bersama wartawan saat penggerebekan.

Tahun 2005 RHOMA IRAMA memperoleh gelar ‘doktor honoris causa’ dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak memiliki murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non Amerika Serikat di luar negeri. Disisi lain, universitas ini tidak diakreditasi oleh pemerintah bagian Hawaii. Ditahun yang sama tepatnya dibulan November melalui tayangan ‘Kabar-kabari’ memberitakan RHOMA IRAMA yang mengatakan ‘GIGI’ adalah sebuah grup band yang tidak kreatif dan band frustasi. Komentar tersebut berhubungan dengan kesuksesan album rohani ‘Raihlah Kemenangan’ yang dirilis ‘GIGI’. Menurut pendapat RHOMA IRAMA, album yang sepenuhnya berisi lagu aransemen ulang tersebut mengesankan grup band GIGI sebagai band yang frustasi dan tidak kreatif. Berita tersebut kemudian ditepis oleh RHOMA IRAMA. Sebenarnya berita tersebut telah diralat, setelah RHOMA IRAMA mengirimkan protes ke meja redaksi RCTI dan manajemen acara invotainment KABAR-KABARI. Berita tersebut beredar karena kesalahan narator dalam menanggapi berita tentang pernyataan RHOMA IRAMA. Dan RHOMA IRAMA dengan ‘GIGI’ tidak ada masalah dan santai-santai saja.

Tahun 2006 di bulan Januari RHOMA IRAMA kembali mengeluarkan pernyataan dihadapan anggota DPR menentang aksi pangguang ‘Inul Daratista’, dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara anggota DPR dan kalangan Artis.

Tahun 2007 tepatnya pada tanggal 11 Desember RHOMA IRAMA merayakan ulang tahunnya yang ke 61 untuk pertama kalinya sejak lahir, disertai peluncuran website pribadi RHOMA IRAMA yaitu rajadangdut.com.

Tahun 2012 di bulan Juli RHOMA IRAMA dalam sebuah ceramah disalah satu masjid di Jakarta mendapat kecaman atas eramahang mengandung isu SARA yang berkaitan dengan Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 yang hangat dibicarakan kala itu. Panitia Pengawas Pemilu memeriksa RHOMA IRAMA atas pernyataan kontroversi yang menuai kecaman di media massa dan internet hingga akhirnya dinyatakan tidak bersalah. Ditahun yang sama pada akhir tahun kembali RHOMA IRAMA memberiakan pernyataan yang mengejutkan public bahwa siap maju sebagai calon presiden 2014. Dalam sebuah wawancara dengan ‘Najwa Shihab’ mengaku bahwa mendapat banyak dukungan dari berbagai ulama dan juga anak-anak bangsa, khususnya umat islam. Walaupun beberapa parpol sempat melirik RHOMA IRAMA sebagai calon presiden sayangnya berbagai kecaman terus bermunculan di berbagai media internet akibat pandangan politik yang menyinggung SARA.

Diskografi  RHOMA IRAMA

1.      Djangan Kau Marah (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama The Galaxies Band)
2.      Djangan Dekati Aku (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal Combo Band)
3.      Di Rumah Sadja (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal Combo Band)
4.      Sip-Sipan Bedue (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal Combo Band)
5.      Biarkan Aku Pergi (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal Combo Band)
6.      Pelita Hidup (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Candraleka (Dbp. Umar Alattas))
7.      Ke Binaria (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
8.      Orkes Melayu Purnama (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
9.      Melody Cintaku (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
10.  Usah Diganggu (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
11.  Malam Cemerlang (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
12.  Aku Saudaramu (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
13.  Ke Pasar Minggu (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
14.  Malam Gembira (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
15.  Bertamu (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Sagita (Dbp. Benny Muharram))
16.  Di Dalam Bemo (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Pancaran Muda (Dbp. Zakaria))
17.  Indandip (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu El Sitara)
18.  Tukang Ramal (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu El Sitara)
19.  Anak Pertama (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu El Sitara)
20.  Ratu & Radja (bersama Orkes Melayu Soneta)
21.  Pemburu (bersama Orkes Melayu Soneta)
22.  Risalah Penyanyi (bersama Orkes Melayu Soneta)
23.  Dangdut (bersama Orkes Melayu Soneta)
24.  Surat Terakhir (bersama Orkes Melayu Soneta)
25.  Ke Monas (bersama Orkes Melayu Soneta)
26.  Berbulan Madu (bersama Orkes Melayu Soneta)
27.  Gelandangan (bersama Orkes Melayu Soneta)
28.  Joget (bersama Orkes Melayu Soneta)
29.  Janda Kembang (bersama Orkes Melayu Soneta)
30.  Berpacaran (bersama Orkes Melayu Soneta)
31.  Tiada Lagi (bersama Orkes Melayu Soneta)
32.  Oma Irama Penasaran (Movie Soundtrack Albums)
33.  Gitar Tua Oma Irama (Movie Soundtrack Albums)
34.  Darah Muda (Movie Soundtrack Albums)
35.  Begadang (Movie Soundtrack Albums)
36.  Berkelana I (Movie Soundtrack Albums)
37.  Berkelana II (Movie Soundtrack Albums)
38.  Raja Dangdut (Movie Soundtrack Albums)
39.  Camelia (Movie Soundtrack Albums)
40.  Cinta Segitiga (Movie Soundtrack Albums)
41.  Perjuangan dan Doa (Movie Soundtrack Albums)
42.  Melodi Cinta (Movie Soundtrack Albums)
43.  Badai di Awal Bahagia (Movie Soundtrack Albums)
44.  Sebuah Pengorbanan (Movie Soundtrack Albums)
45.  Cinta Kembar (Movie Soundtrack Albums)
46.  Pengabdian (Movie Soundtrack Albums)
47.  Satria Bergitar (Movie Soundtrack Albums)
48.  Kemilau Cinta di Langit Jingga (Movie Soundtrack Albums)
49.  Menggapai Matahari I (Movie Soundtrack Albums)
50.  Menggapai Matahari II (Movie Soundtrack Albums)
51.  Nada-Nada Rindu (Movie Soundtrack Albums)
52.  Bunga Desa (Movie Soundtrack Albums)
53.  Jaka Swara (Movie Soundtrack Albums)
54.  Nada dan Dakwah (Movie Soundtrack Albums)
55.  Tabir Biru (Movie Soundtrack Albums)
56.  Dawai 2 Asmara (Movie Soundtrack Albums)
57.  Sajadah Ka'bah (Movie Soundtrack Albums)
58.  1973 : Soneta Volume 1 – Begadang (album Soneta Volume Series)
59.  1974 : Soneta Volume 2 – Penasaran (album Soneta Volume Series)
60.  1975 : Soneta Volume 3 – Rupiah (album Soneta Volume Series)
61.  1975 : Soneta Volume 4 – Darah Muda (album Soneta Volume Series)
62.  1976 : Soneta Volume 5 – Musik (album Soneta Volume Series)
63.  1977 : Soneta Volume 6 – 135.000.000 (album Soneta Volume Series)
64.  1977 : Soneta Volume 7 – Santai (album Soneta Volume Series)
65.  1978 : Soneta Volume 8 – Hak Azazi (album Soneta Volume Series)
66.  1978 : Soneta Volume 9 – Begadang 2 (album Soneta Volume Series)
67.  1979 : Soneta Volume 10 – Sahabat (album Soneta Volume Series)
68.  1980 : Soneta Volume 11 – Indonesia (album Soneta Volume Series)
69.  1981 : Soneta Volume 12 – Renungan Dalam Nada (album Soneta Volume Series)
70.  1982 : Pemilu (Album Solo)
71.  1983 : Album Konser Soneta 1 (Album Solo)
72.  1983 : Soneta Volume 13 – Emansipasi Wanita (album Soneta Volume Series)
73.  1984 : Takbir Lebaran (Album Solo)
74.  1986 : Persaingan (Album Solo)
75.  1988 : Haji (Album Solo)
76.  1989 : Modern (Album Solo)
77.  1989 : Soneta Volume 14 – Judi (album Soneta Volume Series)
78.  1989 : Soneta Volume 15 – Gali Lobang Tutup Lobang (album Soneta Volume Series)
79.  1990 : Haram (Album Solo)
80.  1991 : Purnama (Album Solo)
81.  1993 : Kehilangan Tongkat (Album Solo)
82.  1994 : Rana Duka (Album Solo)
83.  1994 : Sifana (Album Solo)
84.  1994 : Soneta Volume 16 – Bujangan (album Soneta Volume Series)
85.  1995 : Stress (Album Solo)
86.  1995 : Seni (Album Solo)
87.  1995 : Baca (Album Solo)
88.  1995 : Gulali (Album Solo)
89.  1996 : Viva Dangdut (Album Solo)
90.  1997 : Mirasantika (Album Solo)
91.  1997 : Puja (Album Solo)
92.  1998 : Reformasi (Album Solo)
93.  1999 : Shalawat Nabi (Album Solo)
94.  2000 : The Rough Guide to the Music of Indonesia (Album Solo)
95.  2000 : Euforia (Album Solo)
96.  2001 : Syahdu (Album Solo)
97.  2003 : Asmara (Album Solo)
98.  2008 : Jana Jana (Album Solo)
99.  2010 : Azza (Album Solo)
100.                      2011 : Ukhuwah (Album Solo)
101.                      2014 : Kurang Garam (Album Solo)

Filmografi RHOMA IRAMA

1.      1975 : Krisis X
2.      1976 : Oma Irama Penasaran
3.      1977 : Gitar Tua Oma Irama
4.      1977 : Darah Muda
5.      1978 : Rhoma Irama Berkelana I (bersama 'Ade Irawan')
6.      1978 : Rhoma Irama Berkelana II (bersama 'Ade Irawan')
7.      1978 : Begadang
8.      1978 : Raja Dangdut
9.      1979 : Cinta Segitiga
10.  1979 : Camelia
11.  1980 : Perjuangan dan Doa
12.  1980 : Melodi Cinta Rhoma Irama
13.  1981 : Badai di Awal Bahagia
14.  1982 : Sebuah Pengorbanan
15.  1983 : Terjebak Dalam Dosa
16.  1984 : Satria Bergitar
17.  1984 : Cinta Kembar
18.  1985 : Pengabdian
19.  1985 : Kemilau Cinta di Langit Jingga
20.  1986 : Menggapai Matahari
21.  1986 : Menggapai Matahari II
22.  1987 : Nada-Nada Rindu
23.  1988 : Bunga Desa
24.  1990 : Jaka Swara
25.  1991 : Nada dan Dakwah
26.  1993 : Tabir Biru
27.  2010 : Dawai 2 Asmara
28.  2011 : Sajadah Ka’bah
29.  2014 : Sajadah Ka’bah 2

Serial Televisi RHOMA IRAMA

1.      1994 : Saputangan Dari Bandung Selatan
2.      2002 : Ibnu Sabil
3.      2006 : Kampung Dangdut

Penghargaan RHOMA IRAMA

1.      1971 : juara 1 lomba menyanyi tingkat ASEAN di Singapura
2.      1985 : RHOMA IRAMA sebagai Raja Musik Asia Tenggara versi majalah Asia Week edisi XVI, setelah memuat liputan pertunjukan Soneta Group di Kuala Lumpur
3.      1992 : RHOMA IRAMA mendapat pengakuan oleh dunia music Amerika, ketika majalah Entertainment edisi Februari tahun tersebut mencantumkan sebagai The Indonesian Rocker
4.      1994 : akhir April RHOMA IRAMA menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Mr. Tanaka dari Life Record Jepang di Tokyo. Sebanyak 200 buah judul lagunya akan direkam ke dalam bahasa Inggris dan Jepang, untuk diedarkan di pasar Internasional. Rencananya lagu-lagu tersebut akan dibuat dalam bentuk lasek disk (LD) dan compack disk (CD)
5.      2000 : TPI Awards Pengaransemen Musik Terbaik lagu Euforia
6.      2002 : Anugrah Musik Indonesia RCTI Special Legend of Music
7.      2007 : 16 November RHOMA IRAMA menerima penghargaan sebagai ‘The South East Asia Superstar Legend’ di Singapura
8.      2007 : 23 Desember RHOMA IRAMA menerima Lifetime Achievement Awards pada penyelnggaraan perdana Anugerah Musik Indonesia (AMI) Dangdut Awards
9.      2008 : berdasarkan hasil survey dari Reform Institute menempatkan RHOMA IRAMA diatas penyanyi maupun grup-grup band saat ini seperti ‘Ungu’, ‘Peterpan’ (sekarang ‘Noah’), ‘Iwan Fals’, maupun ‘Dewa 19’.
10.  2011 : Lifetime Achievement Awards, SCTV
11.  2014 : Lifetime Achievement Awards, MNCTV Dangdut Awards
12.  2014 : Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dan HAM
13.  Mendapat penghargaan dari Museum Dunia Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori Raja dan Ratu Dangdut Indonesia bersama ‘Elvie Sukaesih’
14.  Album Begadang masuk kedalam 150 Album terbaik sepanjang masa versi majalah  Rolling Stones. Pada edisi lain, majalah Rolling Stones Indonesia kembali memasukkan RHOMA IRAMA kedalam 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa bersama Adi Bing Slamet, Ismail Marzuki, Koes Plus, Bimbo, dll. RHOMA IRAMA adalah satu-satunya artis dangdut
15.  RHOMA IRAMA telah menciptakan 500 lebih lagu Dangdut, sekaligus meraih predikat pencipta lagu Dangdut terlaris
16.  Mendapat gelar Professor Honoris Causa dalam bidang music yang diterimanya dari dua universitas berbeda yaitu Northem California Global University dan dari American University of Hawaii (keduanya dari Amerika)
17.  Nama RHOMA IRAMA diabadikan sebagai nama piala untuk 6 kategori permainan instrument music Dangdut

18.  The South East Asia Superstar Legend di Singapura

Bagikan

Jangan lewatkan

BIODATA DAN BIOGRAFI RHOMA IRAMA
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.